Teknik pematrian dikelompokkan menurut suhu lebur dan kekuatan patri, bentuk sambungan pematrian, metode dan sumber panas yang digunakan.
1. Berdasarkan suhu lebur dan kekuatan patri, pematrian dibedakan menjadi dua, yaitu pematrian lunak dan pematrian keras. Pematrian lunak. Titik lebur patri lunak di bawah 450oC (840oF). Pada umumnya kekuatan patri lebih rendah daripada kekuatan bahan dasar.
Pematrian keras. Titik lebur patri keras di atas 450oC (840oF). Kadang-kadang kekuatan patri sedikit lebih rendah, namun seringkali lebih tinggi daripada kekuatan bahan dasar.
2. Berdasarkan bentuk tempat sambungan, pematrian dibedakan
menjadi dua, yaitu : (a) pematrian celah, dan (b) pematrian sambungan.
a. Pematrian celah adalah bidang patrian terletak sejajar satu diatas yang lainnya atau berdampingan dengan celah sempit (0,03 s/d 0,25 mm). Efek pori-pori celah sambungan akan menghisap patri yang dilelehkan sehingga terjadi proses penyambungan. Apabila perambatan patri terjadi dengan baik maka akan diperoleh suatu kekuatan sambungan
yang tinggi.
b. Pematrian sambungan adalah bagian sambungan disiapkan dengan bentuk I, V, atau X. cara pematrian mirip dengan pengelasan leleh, patri dibubuhkan sedikit demi sedikit hingga sambungan terpenuhi seluruhnya.
Pematrian sambungan hanya diterapkan pada pematrian keras.